FUTUHNYA ILMU

on Senin, 19 Januari 2015
Butir2 debu berterbangan di udara, matahari menampakkan ke angkuhannya 3x lebih panas dari panasnya pulau madura, seakan2 kulit terbakar akan tetapi berbeda didalam hati,hati terasa tenang, tentram, semua masalah dan kegundahan terasa hilang, seakan2 kota ini, kota berdimensi positif, debu2 seakan2 alat untuk mentrasfer hal positif. Kota seribu auliya' yang lebih dikenal kota tarim.
Di kota tarim terdapat pemakaman ahlul badr, ribuan auliya' dan ribuan mushonnif, disinilah hal2 positif itu bersumber. Pemakaman zambal.
Dari zaman ke zaman kota ini penuh dengan auliya', seakan2 penduduk sini adalah para sahabat. Mereka sejak kecil di didik cinta kepada sunnah, mereka berlomba2 melakukan ibadah.
Di kota ini terdapat seorang yang sudah sepuh dan sangat terkenal kewaliyan-nya. Pada hari kamis sekitar jam 9.30 saya ziarah ke rumahnya, mengharap dapat barokah dari beliu, dan agar bertambah semangat belajar saya dalam mencari ilmu.
Sesampai dirumahnya, saya menekan tombol bel yang berada di dekat pintu
"Man anta???" Suara perempuan prediksi saya beliu sudah sepuh. Saya mencari asal suara itu, tatapi tak juga aku dapati
"Ana thullab" jawab saya
" ma turid"
"Urid ziarah ila habib" kemudian pintu terbuka lalu saya masuk dan menutupnya kembali.

Hati gemetar tak menentu, karena pertama kali saya berhadapan langsung dengan ulama' tarim. Saya memberi salam kepada beliau, kemudian mencium tanganya bolak balik, lalu beliau menanyakan asal saya, mondok di mana??, sudah brpa tahun???, dan sebagainya. Beliu juga bercerita ada seorang santri dari jakarta mondok di habib salim as-syatiri yang mendapatkan ilmu hakikat.
"Habib beri saya nasehat, agar semangat mencari ilmu dan mendapatkan futuh" saya bertanya kepada beliu memakai bahasa arab
"Dulu ada seorang auliya' setiap beliau belajar tidak pernah futuh, belajar ke tempat ini, belajar ke syekh ini juga tidak futuh, akhirnya beliau menikah. Pada suatu saat, setelah beliau jima' dengan istrinya, beliau mandi dan langsung belajar kepada syekhnya. Pada saat itu beliau paham dan futuh, setiap beliau belajar pasti jima' dulu dengan istrinya. Pada akhirnya beliau jadi auliya' dan ulama' besar. Karena belajar sambil mikirin perempuan tidak akan futuh, dan itu tidak ada obatnya kecuali menikah" aduh d kasyaf "kan saya memang ingin nikah" ucapku didalam hati.
" habib saya minta wirid untuk ketenangan hati saya" beliu bukan mengasih wirid, malah bercerita tentang nikah lagi, akhirnya saya pamit pulang, beliau memandangku terus sampai saya keluar dari kamarnya.
Sehabis itu saya mampir ke zambal mengharap barokah dari para sahabat, auliya' dan mushonnif kemudian kembali ke rubath, selama di perjalan pikiranku tak menentu. "Apakah futuh saya ada setelah menikah??? Apakah ini sindiran agar saya tidak mikirin perempuan??? ataukah saya disuruh menikah agar kesucian saya terjaga???" Pertanya'an demi pertanya'an muncul dalam pikiranku.

Pada malam jum'at sehabis adzkar ba'da isya' saya ke warnet,,,, biasalah isinya chatingan sama temen lama, kadang nambah temen baru, kadang belajar dakwah ke sesama muslimnya tapi lebih sering belajar dakwah ke orang2 kristen yang paling susah belajar dakwah kepada orang yang senang kebebasan dan tidak memepercayai adanya tuhan.
Saya mempunyai teman didunia maya, di waktu dia sma dia selalu pakai jilbab di foto2nya, tapi ketika dia kuliah, dia lepas jilbabnya lebih parahnya lagi dia tidak mempercayai tuhan "tuhan hanyalah ilusi yang di dokrit agama sejak kecil" begitulah ucapannya, apabila pendidikan agamanya minim kemudian melanjutkan kependidikan bebas berpikir, begitu jadinya. Pendidikan bebas berpikir bukan hal yang tepat untuk mengetahui sesuatu, lebih tepatnya kebebasan berpikir adalah keinginan nafsu untuk menyelewengkan kebenaran agar manusia bermartabat hewan.
Berbicara tentang adanya tuhan, berarti berbicara tentang dzat tuhan. Disemesta ini dzat ada 2, yang pertama dzat yang berwujud, kita bisa melihatnya, merasakannya dan menyentuhnya sepeti tulang, kulit, pohon, dan sebagainya, sedangkan dzat yang ke 2 dzat yang ada tapi tidak berwujud, kita bisa merasakanya tapi tidak bisa melihatnya apalagi menyentuhnya seperti cinta, rasa pahit dan manis, rasa sakit, senang, sedih, angin dan sebagainya, itu semua ada tapi kita tidak bisa menyaksikanya, karena keterbatasan penglihatan mata. Tuhan pun begitu, alloh itu ada kita bisa merasakanya dengan bukti adanya langit, bumi, waktu dll, semuanya itu bukan kebetulan tiba2 ada, orang bodohpun akan tau, tidak mungkin ada tai onta kalau tidak ada onta, tidak mungkin ada robot kalau tidak ada yang menciptakanya. Manusia ini lemah dan butuh kepada yang maha kuat, jangan berdusta, ketika ada kamu terkenak musibah dan dokter memvonis nyawamu tinggal tunggu hari, pasti dan pasti di dalam hatimu mengharap pertolongan tuhan. Ini sudah bukti kalau kita itu lemah dan butuh kepada yang maha kuat, kalau sudah percaya adanya tuhan, ikutilah apa yang diperintahkan dan jauhkan apa yang dilarang. Semoga alloh memberi hidayah kepadanya
Akan tetapi tujuan utama saya ke warnet untuk berkomunikasi dengan keluarga yang jauh di sana, semoga alloh yang maha pengasih lagi maha penyayang memberi kesabaran, di tambah rizkinya dan di kuatkan imanya untuk mereka. Aku selalu mendo'akan mereka di setiap munajatku, aku sangat mencintai mereka seperti kumbang mencintai bunga2 walaupun diantara kita sering ada perselisihan.

Bermula dari teman baru, beliau ini kuliah di negara kulit hitam, beliau lincah dan enak di ajak ngobrol, biasa obrolan pertama pasti menarik, dari jejaring sosial satu ke jejaring sosial lain.
Besok paginya saya mengobrol denganya lagi. . .eh... dari obrolan itu saya tertarik kepadanya, tapi dalam pikiran saya "mungkin baru kenal, jadinya tertarik, seperti ketika melihat perempuan cantik, pasti tertarik, tapi tertariknya hanya 3 jam kadang 3 hari paling lama ya 3 minggu itupun kalau pernah bertemu langsung"
2 minggu aku mengenalnya, sedikit demi sedikit saya mengetahui sifatnya, eh di waktu minggu ke 2, beliau selalu datang dalam pikiranku bahkan lama kelama'an beliau hadir di setiap munajat dan sujudku, ketertarikanku lama kelama'an bukanya hilang seperti duga'anku pertama kali. Tapi tambah besar ketertarikanku kepadanya, bahkan di minggu2 berikutnya, hati ini seakan sakit tapi nikmat, tidak pernah dalam hidupku merasakan hal ini, saya tertarik bukan tertarik kepada kecantikan wajah atau tubuhnya, tapi saya suka kecantikan sifatnya, apabila beliau dikasih pendapat atau masalah pasti beliau memberi solusi yang tepat persis apa yang ada didalam pikiranku.
Mingu demi minggu aku hanya semangat menulis tentangnya, aku langsung teringat pesan habib "kalau belajar mikirin perempuan, tidak akan futuh dan itu tidak ada obatanya kecuali dgn menikah".
Ya alloh. . . Engkau yang memberi perasa'an kasih sayang kepada hambamu, sekarang engkau memberi rizki kasih sayang itu kepadaku, di setiap waktu dan di setiap tempat beliau hadir didalam pikiranku, bertambah hari bertambah kasih sayangku, seperti berjalan waktu pertumbuhan kasih sayangku, kalau engkau menjodohkanku denganya, saya tidak akan menduakannya, seperti nabi muhammad saw kepada sayyidah khotihah, san sayyidina ali kepada sayyidah fatimah, bukanya saya menentang perintahmu ya rahman. . . . Tapi aku hanya ingin bersamanya di surgamu, bagiku beliau lebih cantik dari semua bidadari, lebih kekal kecantikanya dari kecantikan bidadari, karena kecantikan sifat itu tidak akan musnah, semoga beliu kelak jadi ratunya bidadari,,,,, ya qodir jadikankah beliau wanita sholehah, kumpulkan beliau dengan ummul mukminin, dan kumpulkan aku dengan beliau di masa muda atau dimasa tua, karena bagiku tua ataupun muda sama saja, saya bukan suka kepada jasadiyahnya tapi saya suka kepada sifatnya yg abadi, kumpulkanlah di dunia dan d akhirat.
Sungguh bohong orang yang mengatakan "biarkan dia bersamanya, asalakan dia bahagia" mana mungkin rela kekasihnya di ambil orang,, kecuali dia orang pengecut. Tidakkah qois itu gila karena tidak bersama layla???? Kalau rasa ini terus menerus ada didalam hatiku, lama kelama'an saya seperti qois, sungguh sejak rasa itu datang kepadaku, tidurku tidak nyenyak, bahkan tidak bisa tidur, makanpun tidak nikmat dan tidak selera, aku bisa nikmat ketika membayangkanmu dan hanya selera memikirkanmu.
Beliau seperti yang dikatakan oleh sya'ir "hanya satu dari seribu perempuan", wajahnya yang keibu-ibuan seperti yang di sabdakan nabi "perempuan yang bisa menjaga martabat dan kehormatan suami" ucapan2nya seperti ucapan sayyidah khotijah "ucapan yang selalu mensuport & menyenangkan suami", kepintaran akalnya seperti kepintaran akalnya sayyidah aisyah "akal yang selalu digunakan untuk berdakwah" sengguh demi yang mengatur hati, saya telah di beri rizki mencintainya, ingin rasanya orang tuaku bicara dengan orang tuanya, tapi agama melarangnya

0 komentar:

Posting Komentar