GADIS KECIL

on Senin, 19 Januari 2015
Dengan rambut terurai yang kusut masai, seorang gadis kecil berlari- lari sambil menangis mengikuti jenazah ayahnya yang di usung menuju tempat pemakaman. Melihat iring-iringan melewati di depan rumahnya, hasan al basri yang duduk di depan pintu bangkit mengikuti iring- iringan itu. “ayah, mengapa begitu singkat umurnu?” ratap gadis kecil itu sambil menangis.
Hasan al basri melihat gadis itu hatinya trenyuh, perasaanya menjadi iba. Taqdir telah menentukan kalau gadis sekecil itu harus kehilanagan bapaknya. Padahal gadis seumurnya sangat memerlukan bimbingan seorang bapak.
 Esok harinya, seperti biasa, hasan al basri duduk di depan pintu rumahnya seperti kemaren, gadis itu lewat lagi, gadis itu berlari- lari sambil meratap dan menangis menuju makam ayahnya, hal itu yang membuat hasan al basri mengikutinya dari belakang, beliau ingin tahu apa yang akan di perbuat gadis kecilitu?
 Setiba di pemakaman. Hasan al basri melihat gadis kecil itu memeluk makam ayahnya, pipinya di letakkan di atas gundukan tanah sambil meratap. Lalu gadis kecil itu berkata “ayah, malam ini engkau sendirian terbaring dalam kegelapan kubur, tanpa lampu penerangan dan penghibur, jika malam kemaren aku masih bisa menyalakan penerangan untukmu, tapi sekarang siapakah yang menerangimu. Dan siapa pula yang menghiburmu?. Ayah malam kemaren aku masih bisa menggelar tikar untuk alas tidurmu, tapi sekarang siapakah yang menggelar alas tikar untukmu? Jika malam kemaren aku memijit tangan dan kakimu, sekarang siapakah yang memijitimu?”. Terdengar memilukan ratap gadis kecil itu. Hasan al bashri yang mendengarkan dari tempat persembunyiannya menjadi trenyuh.
 “ayah, jika aku kemaren yang menyelimuti tubuhmu, tetapi siapa yang menyelimutimu tadi malam?” kembali terdengar suara gadis itu di antara tangisnya. “Kemaren engkau bisa memanggilku. Dan aku menjawabnya ayah, Tapi semalam siapa yang engkau panggil?, dan siapa pula yang menjawabnya?”.
 “ayah, jika kemaren engkau minta makan dan aku yang melayani. Apakah engkau semalam minta makan, dan siapa pula yang melayanimu?. Jika dulu aku yang memasakkan untukmu, sekang siapa yang memasakkan untukmu?”
 Karena tidak bisa tahan mendengar ratapan mengharukan gadis kecil itu di atas makam ayahnya, hasan al bashri keluar dari tempat persembunyiannya, lalu mendekati gadis kecil itu, tidak terasa beliau menangis seraya berkata.
“anakku janganlah engkau mengucapkan seperti itu” kata hasan al bashri menenangkan gadis kecil itu. “seharusnya engkau ucapkan kata- kata seperti ini. Ayahku , kau telah kukafani dengan kain kafan yang bagus, masihkah engkau memakai kain kafan itu? Dan kata orang yang sholeh, bahwa kain kafan orang yang telah meninggal ada yang di ganti dengan kain kafan dari surga, dan ada pula yang dari neraka, kain kafan dari mana yang engkau kenakan sekarang?. Ayah, kemaren aku telah meletakkan tubuhmu yang segar bugar dalam kubur, masih bugarkah tubuhmu hari ini?”gadis kecil terus mendengarkan ucapan hasan al bashri.
 “ayah, orang- orang yang alim mengatakan bahwa semua hamba besok akan ditanya tentang imanya. Di antara mereka ada yang bisa menjawab, tapi ada juga yang cuman membisu, yang ku pikirkan, apakah ayah bisa menjawab atau hanya membisu?”
 “ayah, katanya kuburan itu bisa di buat menjadi luas atau sempit.bagaimana kuburan ayah sekarang, bertambah luas ataukah bertambah sempit? dan kuburan itu merupakan secuil dari taman surga, tetapi bisa juga merupakan sebuah lubang dari lubang neraka, yang menjadi pikiranku, bagaiman kuburan ayah sekarang? Taman serga atau taman neraka?”
“Ayahku, katanya bahwa liang kubur bisa menghangati mayat dengan memeluknya seperti memeluknya ibu terhadap anaknya, tetapi bisa juga lilitan erat yang bisa meremukkan tilang- tulang. Bagaiman keadaan tubuh ayah sekarang?”
 “ Ayah. Orang sholeh mengatakan. Orang yang di kebumikan ada yang menyesal kenapa semasa hidupnya tidak diperbanyak dengan amalan bagus. Justru menjadi pendurhaka, dan banyak melakukan maksiat, yang aku tanyakan pada ayah, apakah engkau termasuk orang- orang yang menyesali karena perbuatan maksiat atau menyesali karena sedikit melakukan amalan kebaikan?”
 “Ayah, dulu setiap aku memanggilmu engkau selalu menjawab, tetapi kini kau aku panggil- panggil tak lagi mau menjawabku, kini engkau telah berpisah denganku, dan tak akan berjumpa sampai hari kiamat, semoga allah tak menghalangi perjumpaanku denganmu”
Demikian nasihat hasan al bashri yang di sampaikan kepada gadis kecil itu dalam meratapi ayahnya yang sudah meninggal. kemudian gadis kecil itu berucap ”sungguh baik nasihat bapak, aku sampaikan berterima kasih sekali” lalu hasan al bashri mengajak gadis kecil itu meninggalkan kuburan ayahnya.

0 komentar:

Posting Komentar